Fakta Piala Dunia – Sama seperti edisi turnamen sebelumnya, Piala Dunia yang diadakan di Qatar tidak mengecewakan penonton dengan gol spektakuler, hasil yang tidak terduga, dan drama di lapangan. Namun, di balik kilauan tersebut, terdapat kisah-kisah yang tetap belum terungkap, seperti stadion ‘pakai satu kali’ dan hubungan antara pemain dari negara rival. Berikut adalah beberapa jalinan yang menyatukan kisah ajaib Piala Dunia 2022.
1. “Stadion Pakai Satu Kali” dan Lapisan Maknanya
Bersama dengan Stadion Lusail, Qatar membangun 8 stadion lainnya untuk membantu Qatar menjadi tuan rumah untuk ajang-ajang di musim-musim mendatang. Namun, salah satunya, stadion 974 , telah menemui takdir ikonik dan tidak biasa. Stadion ini dibangun dari kontainer pengiriman dan menggunakan struktur baja dan kaca yang dapat didaur ulang.
Setelah turnamen berakhir, seluruh strukturnya dijadwalkan untuk dibongkar. Material tersebut nantinya akan digunakan untuk membangun fasilitas olahraga di negara lain.
Dengan beberapa tetap merasakan sentimen campur aduk dan negatif karena menghabiskan dana berlebih dalam pengembangan struktur yang menelan biaya miliaran sumber daya yang belum dimanfaatkan, ini menjadi pengingat atas janji Qatar untuk keberlanjutan.
Bersama dengan Lusail, sisa stadion lainnya seperti Lusail Iconic Stadium juga memperlihatkan desain futuristik dan pendingin udara ultra-modern yang dibutuhkan saat menghadapi teriknya suhu 50 derajat celsius di Qatar. Sayangnya, teknologi yang memukau ini telah dikritik karena konsumsi energi yang tinggi.
2. Saudara Dua yang Bermain untuk Negara Berbeda
Kisah Inaki Williams dan Nico Williams menjadi pusat perhatian selama Piala Dunia 2022. Meskipun lahir di Spanyol, Inaki memutuskan untuk bermain untuk Ghana dan Nico tetap dengan tim nasional Spanyol. Mereka bahkan memiliki kesempatan untuk bertemu di lapangan ketika Ghana bermain melawan Spanyol di fase grup. Inaki, yang memiliki keturunan Ghana, dengan bangga menyatakan bahwa ia senang mewakili warisan keluarganya, sementara Nico tetap setia pada negara kelahirannya.
Persaudaraan ini adalah contoh langka dalam sepak bola internasional.
3. Penggemar yang Rela Berjuang Demi Tiket
Piala Dunia 2022 juga merayakan cerita para penggemar ultra. Salah satunya adalah seorang pendukung dari Prancis yang melakukan perjalanan luar biasa sejauh 6.000 km dari Paris ke Qatar dengan sepeda . Perjalanan dua bulan ini dilakukan untuk memenuhi keinginan menonton pertandingan dari tim favorit mereka.
Ada juga pendukung dari Argentina yang berjalan sejauh 1.600 km dari Uruguay ke Qatar, hanya dengan membawa tenda dan tekad yang kuat.
Cerita-cerita semacam itu membuktikan bahwa semangat sepak bola melampaui semua batasan logistik.
4. Turnamen Terpendek dan Stadion yang Dekat
Piala Dunia Qatar 2022 adalah ‘Piala Dunia’ terpendek dalam sejarah yang hanya berlangsung selama 29 hari , yang lebih singkat daripada durasi turnamen yang diadakan pada tahun 1978.
Pemadatan jadwal ini disebabkan oleh pelaksanaan di musim dingin karena sinar matahari Qatar sangat panas pada musim panas. Juga, jarak antara stadion (sekitar 50-60 km) memungkinkan kedua tim dan penggemar untuk bergerak dengan lancar tanpa banyak perjalanan.
Faktanya, beberapa stadion hanya berjarak sepuluh menit berkendara satu sama lain yang menciptakan keunikan dalam kepadatan.
5. Trofi Kotak Sepatu
Fakta mengejutkan tentang Trofi Piala Dunia FIFA 2022 adalah bahwa seluruh trofi terbuat dari emas 18 karat dengan dua sosok manusia yang digambarkan sedang mengangkat bola dunia terinspirasi dari mitologi Yunani. Pada masa rezim fasis ketika Nazi berkuasa, trofi tersebut akan berdebu di dalam kotak sepatu di lemari selama Perang Dunia II untuk mencegah pencurian.
Trofi tersebut pernah menjadi bahan kritik karena desainnya yang “kaku” yang muncul dari persepsi awal pada tahun 1974 yang tetap tidak berubah hingga hari ini.
6. Pertarungan Politik di Lapangan Hijau
Peristiwa Iran Versus Amerika Serikat pada 29 November 2022 bukan hanya sekadar acara olahraga sederhana. Di tengah duel politik antara kedua negara, seorang pendukung yang mengusung semangat Iran-Amerika bernama Shervin menarik perhatian kami. Dia dengan bangga muncul mengenakan jersey kedua tim sebagai tanda perdamaian.
Di sisi negatif, ternyata acara ini juga diwarnai dengan protes dari tim Iran yang tidak menyanyikan lagu kebangsaan sebagai demonstrasi terhadap negara mereka sendiri.
7. Prolog Kehormatan
Meskipun Qatar berhasil menjadi tuan rumah Piala Dunia, mereka menghadapi kritik tajam terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia selama pembangunan proyek infrastruktur. Laporan menyatakan bahwa ribuan pekerja migran dieksploitasi dengan kondisi kerja yang berbahaya. Amnesty International mencatat setidaknya 6.500 pekerja meninggal selama persiapan Piala Dunia.
Ini memicu kemarahan di seluruh dunia, termasuk boikot simbolis dari banyak tim yang berpartisipasi.
8. Kekurangan Alkohol AS dan Kaya akan Budaya Lokal
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Piala Dunia, pembatasan diberlakukan pada penjualan alkohol di luar stadion. FIFA telah melarang penjualan bir di semua area selama acara sebagai bentuk penghormatan terhadap praktik budaya Qatar yang ketat.
Ini sangat kontras dengan Piala Dunia lainnya di mana sponsor bir internasional musim panas membanjiri ruang iklan. Meskipun ini telah banyak dikritik, hal ini mengalihkan perhatian ke fakta bahwa itu mempersembahkan tradisi daerah Timur Tengah seperti minum kopi Arab dan mengenakan Bisht.
Penutup: Piala Dunia yang Membaurkan Olahraga dan Budaya
Piala Dunia 2022 bukan sekadar tentang siapa yang mengangkat trofi. Ini juga menjadi cerminan dari betapa kompleksnya dunia di zaman ini: antara keinginan dalam bidang olahraga, gejolak politik, dan ragam budaya yang ada. Dari stadion yang dibangun hingga dihancurkan, Qatar berhasil membuat dunia menyaksikan bagaimana sepak bola bisa menyatukan seluruh perbedaan, walau tetap ditutupi kontroversi.
Sebuah kutipan dari legenda sepak bola, Pele , “dalam sepak bola terdapat seni yang dapat membuat orang tertawa, menangis, serta menyatukan ”, dan di Qatar inilah semua itu terwujud dan ditempatkan di atas panggung yang sangat diingat.